Minggu, 26 Juli 2015

ilustrasi (web)
ilustrasi (web)

Fortusis Tolak MPLS Dijadikan Ajang Perpeloncoan

BANDUNG,FOKUSJabar.com: Ketua Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Kota Bandung Dwi Soebawanto menegaskan, pihaknya menolak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dijadikan sebagai ajang perpeloncoan.
Menurut Dwi, perpeloncoan itu ada dua, fisik dan psikis dan itu tercantum dalan undang-undang perlindungagan anak nomor 35 tahun 2014.
“Dan itu bisa dipidanakan, jadi kalau anak melakukan kekerasan fisik dan psikis itu bisa dipidanakan, makanya kami buka posko pengaduan dan akan melakukan pemantauan ke sekolah,” katanya.
Dwi menilai, pola lama dalam MPLS masih akan terjadi, meskipun sudah diberikan pengarahan atau surat edaran dari Disdik Kota Bandung.
“Kita tenggarai pola lama masih akan terjadi. Jadi bukan hanya dibentak, tapi mungkin ada pemukulan dengan koran yang di dalamnya ada kayu,” katanya.
Dwi mengaku, pihaknya siap mendampingi jika ada aduan dari orang tua siswa terkait perpeloncoan dalam MPLS.
“Akan kita dampingi siswanya, kalau perlu ke proses hukum, itu harus jadi pembelajaran bersama, masyarakat, orang tua siswa, siswanya sendiri, senior atau guru yang melakukan kekerasan,” katanya.
Dwi menuturkan, pada masa MPLS yang sudah-sudah setiap harinya si anak harus bisa menyelesaikan tugas yang aneh-aneh.
“Mungkin ide panitia kreatif membeli barang yang aneh, tapi kan kalau tidak terpenuhi dikenai sanksi, kalau cara itu kan mau gak mau tindakan kekerasan secara psikis, psikologisnya kena. Kita menghindrai itu,” tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar