Rabu, 30 September 2015

mobil komodo

Wah!! Mobil Offroad Bikinan Anak Bangsa, Hemat BBM lho..

BANDUNG, FOKUSJabar.com : Satu lagi produk kebanggaan anak bangsa. KOMODO merupakan cruiser car diperuntukan sebagai kendaraan segala medan atau offroad. Spesifiksinya sebagai mobil penjelajah, desainnya yang memang dibikin sedemikian rupa untuk menaklukan medan track offroad dengan body yang dibikin seringan mungkin oleh para insinyur anak bangsa yang berpengalaman dalam membuat body pesawat terbang.
Karena dibuat dari bahan bahan yang disesuaikan oleh ahlinya dalam membuat pesawat terbang maka dihasilkan kendaraan yang ringan namun stabil, Komodo diproduksi dalam dua varian yaitu manual 180cc dan otomatis 250cc dengan konsumsi bahan bakar yang sangat efisien untuk jarak tempuh 100km hanya membutuhkan 5 liter saja. Jika anda mengisi tangki secara full sekitar 20 liter maka mobil ini bisa menempuh waktu perjalanan selama 28 jam dengan asumsi jarak sekitar 400 km di dalam hutan atau pada medanoffroad.
Sementara itu, mesin yang diusung mobil ini menggunakan mesin CVT yang dikembangkan oleh PT FIN Komodo Teknologi sebagai pemegang hak cipta produksi. Saat ini komodo sudah memasuki tahap produksi generasi ke 4 dengan beberapa perubahan disetingan CVT, CDI serta FIN Hyper Duty Shocks nya, sehingga akan dihasilkan mobil dengan bobot yang ringan, kuat  tapi stabil dengan konsumsi bahan bakar yang super hemat.
Pabrikan komodo sendiri terletak di Jawa Barat Jl. Kolonel Masturi no 106A arah Lembang Bandung. Untuk anda yang berminat, bisa berkunjung ke alamat di atas untuk melakukan test drive tentunya langsung di trek offroad yang sudah disediakan di AWC (Alam Wisata Cimahi).
IS

Ditahan, Pencuri Ini Nikah di Markas Polisi

BANDUNG, FOKUSJabar.com : IS alias Qadir (22) seorang pencuri yang kini menjadi tahanan polisi tetap mensakralkan tali percintaannya dengan NN (17) meski saat ini sedang mendekam di penjara Polsek Astana Anyar Kota Bandung.
Akad nikah yang berlangsung sederhana pada Selasa (29/09/2015) siang tadi itu, turut diwarnai isak tangis keluarga kedua mempelai. Pasalnya, selain mendapatkan kebahagiaan, keluarga tidak menyangka, pernikahan diselenggarakan di markas polisi.
Pernikahan terpaksa dilakukan di Mapolsekta karena status Qadir kini merupakan tahanan. Meski demikian, prosesi akad nikah berlangsung lancar dengan dipimpin penghulu dari KUA Kecamatan Astana Anyar Abdul Fatah disertai pemberian mas kawin berupa perhiasan emas seberat 6 gram dari IS Alias Qadir.
Kapolsekta Astana Anyar Kompol Anda Suhanda menuturkan, acara pernikahan diselenggarakan berdasarkan pengajuan dari keluarga. IS alias Qadir merupakan tersangka kasus 363 KUHPidana atau pencurian dengan pemberatan.
“Iya mereka dinikahkan berdasar permintaan keluarga. Mereka mengajukan permohonan kemarin (Senin),” ujar Anda kepada wartawan di Mapolsekta Astanya anyar Jalan Astana Anyar, Selasa (29/9/2015).
Setelah akad nikah terselenggara, isak tangis dan kebahagiaan kembali mewarnai karena sang pengantin pria harus kembali mendekam di ruang tahanan.
Sebelumnya, pria yang berlatar belakang supir angkot itu menjalani masa tahanan karena melakukan aksi pencurian di Gang Rasdan RT 3/5 Kelurahan Nyengseret Kecamatan Astana Anyar beberapa waktu lalu.
“Setelah akad selesai, masing-masing kembali lagi. Tersangka ke tahanan, keluarga dan istrinya pulang. Proses hukum tetap berjalan,” paparnya.
ilustrasi : web
ilustrasi : web

Kontraktor Kehabisan Modal, Pembangunan Jalan Saguling Dihentikan

BANDUNG, FOKUSJabar.com : Proyek pembangunan jalan di Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat sementara harus terhenti akibat pihak kontraktor selaku penanggung jawab pelaksana kehabisan modal.
Selain itu, penundaan terjadi dikarena pihak kontraktor belum membayar para pekerja maupun rekanan distributor barang dan jasa.
Beredar kabar di lapangan, pihak kontraktor terpaksa menghentikan proyek karena mereka kehabisan modal untuk mengerjakan proyek senilai Rp 23,6 milyar itu. Dalam hal ini, PT. Imemba Contractors selaku Kontraktor dianggap tidak memiliki modal yang cukup dan hanya mengandalkan pembayaran uang muka proyek dari pihak Pemkab Bandung Barat.
Hal tersebut diakui sejumlah pekerja di proyek tersebut. Seperti diungkapkan oleh Iwan (40), pekerja proyek yang juga merupakan warga Kecamatan Saguling, mengaku sekitar satu bulan dirinya dan ratusan pekerja lainnya belum mendapatkan upah bayaran.
“Akhirnya para pekerja di proyek perbaikan Jalan di Saguling sepakat untuk mogok kerja. Proyek pun kini dihentikan karena kami belum dibayar,” ungkap Iwan kepada wartawan, Selasa (29/9/2015).
Berdasarkan penuturan Iwan, para pekerja berulang kali memberikan kesempatan kepada manajemen PT. Imemba agar segera membayar upah para pekerja. Namun, dalam pelaksanaannya hanya diberi ketidakpastian.  Para pekerja belum dibayar oleh pihak kontraktor dengan alasan modal perusahaan habis.
Selain para pekerja, sejumlah rekanan kontraktor yakni pengusaha pemasok bahan material jalan juga mengalami nasib yang sama. Para rekanan pun hingga kini belum dibayar oleh PT. Imemba Contractors.
“Kami terpaksa menghentikan pasokan material kepada kontraktor karena tagihan sebelumnya sebesar Rp 700 juta belum dibayar. Mereka katanya baru mau bayar setelah mendapat uang muka dari pemkab,” papar salah seorang rekanan pemasok material yang enggan disebutkan namanya.
Dana-BPJS

Rp6 Milyar untuk Menata Sungai Cikapayang

BANDUNG, FOKUSJabar.com : Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp6 Milyar untuk menata Sungai Cikapayang bersumber dari APBD Kota Bandung Jabar.
Berdasarkan situs lpse.bandung.go.id, paket pekerjaan Restorasi Sungai Cikapayang sudah dilelangkan dengan kode 2928260 dan sudah masuk tahapan pengumuman pasca kualifikasi.
“Jadi yang baru ini akan menyambung hasil yang sudah ada. Rencana panjangnya 400 meter sampai ke dekat Taman Vanda,” ujar Sekretaris DBMP Didi Ruswandi, Senin (28/9/2015).
Nilai pagu paket untuk proyek ini mencapai Rp6,1 milyar dengan nilai HPS paket mencapai Rp5,8 milyar. Paket pekerjaan ini diikuti 23 peserta lelang.
Jika dibandingkan dengan proyek pada tahun lalu yaitu mencapai Rp2,6 milyar dengan target penataan sungai Cikapundung sepanjangan 100 meter, periode saat ini tergolong sangat besar dalam penganggarannya.
Anggaran paling besar tersedot untuk pembangunan water treatment atau bangunan yang berisi mesin penjernih air. Melalui water treatment itu, air kotor dari saluran yang berasal dari utara, akan diolah sehingga menjadi jernih ketika dikeluarkan dan dialirkan ke saluran Sungai Cikapayang.
Didi menjelaskan, hasil penataan ditargetkan tidak jauh berbeda dengan yang sudah ada. Diantaranya, penataan trotoar dan penambahan taman dan fasilitas umum seperti kursi, lampu hias dan penataan sungainya.
“Untuk model enggak akan jauh berbeda sama yang eksisting. Mungkin lantainya akan beda sedikit. Kalau dulu andesit, sekarang kemungkinan kita pakai granit,” katanya.
Masyarakat Keluhkan Biaya dan Proses Perpanjangan SIM
Masyarakat Keluhkan Biaya dan Proses Perpanjangan SIM (web)

Baru Dicoba, SIM Online Direspon Masyarakat

BANDUNG, FOKUSJabar.com : Program pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) sistem online yang dijalankan dengan tahap percobaan, telah menarik perhatian masyarakat.
Wakil Kepala Satlantas Polrestabes Bandung Kompol Santiadjie menuturkan, meningkatnya animo masyarakat dalam masa percobaan SIM online ini, sementara mencapai 2.151 pendaftar.
“Sejak 7 September 2015 hingga hari ini tertanggal 28 September 2015 sudah banyak pemohon sim yang menggunakan penerbitan SIM dengan sistem online,” ungkap Santiadjie di Mapolrestabes Jalan Jawa Bandung Jawa Barta, Senin (28/9/2015).
Sebanyak 2.151 pendaftar, untuk jumlah pembuatan baru dari semua golongan tercatat sebanyak 488 pemohon, sedangkan untuk perpanjangan baru mencapai 1.651.
Sistem perpanjangan SIM online ini merupakan kerja sama antara Korlantas Polri dengan Telkom, Bank Rakyat Indonesia, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Dinas Pendapatan Daerah. Peluncuran sistem perpanjangan SIM secara online ini dilakukan pada peringatan hari ulang tahun Korlantas Polri yang ke – 60 beberapa waktu lalu.
“Untuk pembuatan baru soalnnya masih harus pakai KTP Bandung, sedangkan untuk perpanjangkan sudah tidak usah lagi, semuannya sudah online sekarang,” katanya.
Ilustrasi (web)
Ilustrasi (web)

Pengaduan, Masyarakat Bisa ke KID Dan Ombudsman

BANDUNG,FOKUSJabar.com: Ketua Komisi Informasi Daerah (KID) Jawa Barat Dan Satriana menyebut, kerja sama dengan Ombudsman Perwakilan Jabar bertepatan dengan Hari Hak untuk Tahu Sedunia 28 September.
Melalui kerja sama yang dijalin, pihaknya mendorong keterbukaan informasi di lembaga yang menyelenggarakan pelayanan publik.
Dengan begitu, masyarakat bisa melakukan pengaduan melalui KID maupun Ombudsman. Terlebih kedua pihak akan saling bertukar informasi.
“Ini (keterbukaan) sangat penting agar masyarakat bisa mengontrol. Sehingga kualitas pelayanan publik bisa lebih baik,” jelas Satriana di Bandung, Senin (28/9/2015).
Adapun yang menjadi sasaran, yakni lembaga yang memberikan pelayanan kepada publik, seperti kelurahan, rumah sakit dan sekolah.
“Lembaga-lembaga lain masih kurang terbuka,” tuturnya.
Dia mencontohkan sejumlah RS masih menerapkan sistem birokrasi yang kurang jelas seperti informasi soal biaya dan tahapan pelayanan kesehatan.
“Pemerintah kurang melakukan pendampingan kepada lembaga yang menyelenggarakan pelayanan publik, padahal itu strategis,” pungkasnya.
Ilustrasi (web)
Ilustrasi (web)

Dorongan Keterbukaan Informasi, Pemprov Jabar Dukung Kesepakatan KID dengan Ombudsman

BANDUNG, FOKUSJabar.com: Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung kesepakatan Komisi Informasi Daerah (KID) dengan Ombudsman Perwakilan Jabar.
Hal itu menjadi bentuk dorongan Pemprov Jabar atas keterbukaan informasi.
Nota kesepahaman ini diharapkan semakin mengoptimalkan pelaksanaan keterbukaan informasi publik.
Plh Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan bahwa keterbukaan informasi adalah hal penting karena sesuai dengan Undang-undang keterbukaan informasi publik.
“Tapi kompetensi pengelolaannya harus diperhatikan,” jelas Deddy, di Gedung Sate Bandung, Senin (28/9/2015).
Menurut dia, jika sebuah lembaga yang menyelenggarakan pelayanan publik masih bersikap tertutup maka dipastikan di dalamnya masih belum beres.
Pihaknya pun mendorong agar lembaga iti punya kesiapan untuk mampu memberikan informasi lengkap kepada masyarakat.
Dia menjelaskan keberadaan pejabat pengelola informasi publik (PPID) punya fungsi strategis karena menjadi ujung tombak merealisasikan keterbukaan informasi publik. Artinya, keberadaannya harus ditunjang keterampilan pengelolaan dan pelayanan informasi.
Dengan ini maka informasi yang diberikan kepada masyarakat bisa lebih cepat, tepat, efektif dan efisien.
“Keberadaan PPID jangan sekedar lembaga formal, tapi harus menjadi pondasi keterbukaan informasi publik,” jelasnya.
Yanyan Herdian, perwakilan Guru Madrasah Jawa Barat (Foto: Budi)
Yanyan Herdian, perwakilan Guru Madrasah Jawa Barat (Foto: Budi)

Guru Madrasah se-Jabar Tuntut Pencairan Dana BOS

BANDUNG,FOKUSJabar.com: Guru madrasah se -Jabar menuntut Kementrian Agama (Kemenag) untuk segera mencairkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Tunjangan Profesi Guru (sertifikasi) yang ditunggak selama sembilan bulan terakhir.
Perwakilan guru madrasah Jawa Barat dari Kota Bandung Yanyan Herdian mengatakan, dana BOS untuk madrasah seluruh Indonesia selama sembilan bulan belum cair. Kemenag RI beralasan pencairan terhambat karena ada perubahan akun rekening. Akibatnya kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu.
“Pihak sekolah, dalam hal ini yayasan sudah angkat tangan dan sudah tidak sanggup lagi menalangi biaya  operasional sekolah. Bahkan di beberapa daerah telah ada sekolah yang tutup,” kata Yanyan di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Bandung, Senin (28/9/2015).
Yanyan menjelaskan, seharusnya setiap triwulan setiap siswa Madrasa Ibtidaiyah (MI) memperoleh Rp200 ribu, siswa Mts Rp231 ribu, dan siswa MA Rp275 ribu. Semuanya digunakan. Untuk biaya operasional dan membayar tenaga honorer.
“Namun dengan tersendatnya pencairan BOS ini, banyak guru honorer tidak mendapatkan honorariumnya selama sembilan bulan terakhir,” katanya.
Menurut Yanyan, kondisi tersebut diperparah oleh fakta bahwa tunjangan profesi bagi guru madrasah yang telah disertifiksi pun turut dihentikan pencairannya dengan alasan yang sama.
“Karenanya, banyak guru honorer madrasah yang terpaksa meninggalkan sekolah demi mencari pendapatan yang bisa menopang penghidupan keluarga. Ha ini jelas sangat merugikan siswa,” tukasnya.
foto: web
foto: web

Perbaikan dan Pelebaran Jalan Menuju Venue PON Dioptimalkan

BANDUNG, FOKUSJabar.com: Kepala Dinas Bina Marga Jawa Barat M Guntoro mengatakan, pelebaran akses jalan menuju Stadion Si Jalak Harupat menggunakan lahan milik pemerintah. Dengan begitu tidak perlu ada pembebasan lahan.
“Bahu jalannya nanti kita lebarkan menjadi 1o meter dan memanfaatkan lahan yang ada,” kata Guntoro, di Bandung, Selasa (29/9/2015).
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa sebetulnya ada beberapa titik pengerjaan perbaikan jalan yang saat ini dikerjakan Pemerintah Provinsi Jabar, terutama di jalan yang menjadi akses pelaksanaan PON XIX/2016 Jabar mendatang. Perbaikan tersebut dilakukan di 14 kabupaten/kota yang menjadi lokasi kegiatan PON. Dengan begitu, akses menuju venue PON terus diperbaiki, seperti Sadang, Subang dan Ciateur.
Diungkapkannya, perbaikan jalan yang menuju lokasi venue di wilayah Sadang Subang dan Ciateur terus dioptimalkan. Apalagi jalan itu akan digunakan cabor balap sepeda. Perbaikan dilakukan hingga wilayah Bantar Waru. Begitupun dengan jalan lingkar Sukabumi yang akan menjadi akses jalan menuju venue tinju.
“Intinya semua perbaikan dan pelebaran jalan terus dioptimalkan. Mudah-mudahan akhir tahun 2015 bisa tuntas. Jadi nantinya tinggal pemeliharaan,” tegasnya.

Minggu, 27 September 2015

Ilustrasi (web)
Ilustrasi (web)

Enam Mobil Penyiram Bakal Dibeli Seharga Rp2 Milyar

BANDUNG,FOKUSJabar.com: Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung Arief Prasetya mengatakan besaran dana untuk pembelian enam unit mobil tangki penyiram tanaman senilai Rp2 milyar. Dana pembelian mabil penyiram tersebut berasal dari Anggaran Belanja Tambahan dari APBD Kota.
“Jadi dana itu untuk pembelian enam unit mobil tangki. Untuk harga pastinya, saya masih browsing di e-catalog,” ucap Arief di Bandung, Minggu (27/9/2015).
Menurut Arief, mobil tangki tersebut memiliki kapasitas 5000 liter. Dengan adanya penambahan enam unit mobil tangki penyiraman tersebut dinilai akan mampu untuk menjangkau seluruh lokasi – lokasi  penyiraman tanaman.
“Kita akan lakukan uji coba terlebih dahulu dengan penambahan enam unit itu. Kita bagi enam wilayah kerja, setiap wilayah kerja minimal tiga unit dalam kemarau ini. 12 unit tersebut kita maksimalkan,” katanya.
Arief menjelaskan, dalam pengoperasian mobil tangki air penyiram tanaman tersebut akan dilakukan setiap hari.
“Sehingga, nantinya diharapkan mampu menjangkau seluruh  wilayah di Kota Bandung,” pungkasnya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Foto : Budi)
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Foto : Budi)

Di Usia ke – 205, Warga Kota Bandung Diharapkan Lebih Taat Aturan

BANDUNG,FOKUSJabar.com: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap di usia Kota Bandung yang ke – 205 warga Kota Bandung dapat menjadi warga yang lebih taat aturan. Menurut dia, ketaatan dan kepatuhan warga terhadap peraturan yang diberlakukan sebagai faktor penting untuk kemajuan.
“Harapan saya ke warga Bandung agar menjadi warga yang taat aturan, karena kota ini tidak akan maju kalau warganya tidak mentaati aturan yang ada dan berlaku juga disepaktai bersama,” ucap Ridwan di Bandung, Minggu (27/9/2015).
Menurut Ridwan, saat ini Kota Bandung mengalami banyak kemajuan. Mulai dari infrastruktur, pembanguna Ruang Terbuka Hijau (RTH) hingga kemudahan pelayanan publik.
“Namun, ke depan juga tantangan makin besar, terutama masalah dalam  mengurai kemacetan yang belum optimal,” katanya.
Ridwan pun berencana ke depan, pihaknya akan menggandeng pihak ketiga untuk mempercepat akselerasi pembangunan. Dengan begitu, pembangunan Kota Bandung tidak hanya mengandalkan dana anggaran APBD.
“Sehingga harapnnya dalam dua tiga tahun ke depan, kita ga make lagi teori matematika APBD yang terbatas. Tapi dengan akselarasi dana dari pihak ketiga yang  jumlahnya triliunan namun terasa oleh warga Bandung,” pungkasnya.